DUNIA HANYA DI TANGAN, BUKAN DI HATI
Hidup memang sebuah ujian, hanya orang-orang yang benar-benar teguh iman saja yang dapat melewati ujian ini dengan baik. Mereka adalah orang-orang yang tidak tertipu oleh kilauan nikmat dunia yang begitu menggoda.
Kita seharusnya memandang dunia dan isinya tak lebih dari sebuah permainan yang seringkali melalaikan, kita tidak seharusnya berbangga dengan harta kekayaan yang di miliki. Jika dalam diri telah tertanam sifat2 tersebut, maka kita bisa di sebut sebagai zuhud.
Zuhud merupakan sifat yang seharusnya di miliki oleh setiap orang yang mengaku dirinya sebagai mukmin.
Zuhud bukan bererti meninggalkan kenikmatan dunia sama sekali, bukan pula mengenakan pakaian-pakaian yang lusuh dan bukan bererti perlu kelihatan miskin. Sebenarnya, zuhud adalah kemampuan kita dalam menjaga hati dari godaan serta tipu daya kemewahan dunia tanpa meninggalkanya.
Seorang ulama di zaman tabi’in pernah berkata bahawa makna meninggalkan dunia yang sebenarnya adalah dari hati dan fikiran. Semakin kuat keimanan seseorang terhadap hari akhirat, maka semakin tenanglah ia memandang kehidupan. Sebaliknya, semakin lemah iman seseorang terhadap hari pembalasan, otomatik akan menjadikan ia mudah tertipu oleh gemerlap keindahan yang ditawarkan oleh dunia.
Jika kita tidak mempunyai harta tetapi seringkali berangan diberi kemewahan. Hal tersebut tidaklah boleh dikatakan sebagai zuhud, sebab INTI dari sifat tersebut adalah hati yang bersih dari kecondongan terhadap kesenangan duniawi. Tak salah mendoakan kekayaan jika kita juga tidak lupa mendoakan agar diberi kezuhudan hati dalam menguruskan kekayaan tersebut.
Bersyukur dengan kurniaan yang telah ditentukan jika kita bukan ditakdir kaya ria. Sesunguhnya Sang Khalid yang menciptakan kita lebih kenal diri kita lebih daripada kita mengenali diri kita sendiri.
No comments:
Post a Comment